Minggu, 10 Oktober 2010

Komunikasi kelompok bagus, tugas selesai..!

faktor yang lainya adalah:
            Jaringan komunikasi atau biasa disingkat sama anak-anak yang  terlalu pintar dan malah jadi ngetrend dengan "JARKOM." Ada lima pola-pola untuk melakukan diskusi: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang.

Pola roda, seseorang atau yang biasanya pemimpin mudah untuk diperhatikan. Lain halnya denga pola lingkaran, para anggota hanya dapat berkomunikasi maksimal dengan 2 anggota yang lainya, dalam pola ini tidak ada pemimpin. Pada pola rantai komunikasi biasa saling berkesinambungan. Pada pola Y juga demikian, namun hanya 2 orang yang bisa berkomunikasi langsung dengan " pemimpin." Lalu pola bintang yang disebut juga sebagai all channels, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan anggota lain. Yang terakhir ini disebut comcon. Karena semua saluran komunikasi terbuka.

           Yang lain adalah Kohesifitas kelompok, kohesi kelompok berhubungan erat dengan kepuasan. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan terlindungi. Karena itu komunikasi lebih terbuka, lebih bebas, dan lebih sering.

            Lalu Kepemimpinan, adalah komunikasi yang secara positiv mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok ( Cragan &Wright, 1980:73). seorang pemimpin dapat ditunjuk atau setelah muncul keputusan kelompok.


sumber: Drs Jalaluddin Rakhmat M.Sc.

Jumlah menentukan hasil kinerja Kelompok?

          Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja dan keefektifan kelompok. Keefektifan kelompok adalah "the accomplishment of the recognized objectives of cooperative action" (Barnard, 1938:55). Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai 2 tujuan: melaksanakan tugas kelompok dan memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok -- disebut prestasi (performance).

        Faktor pertama adalah faktor situasional:
   Ukuran kelompok. Kita dapat membedakan 2 macam tugas kelompok: tugas koaktif dan tugas interaktif. pada tugas pertama, masing-masing anggota kelompok sejajar dengan yang lain, tetapi tidak saling berinteraksi.
       Pada tugas kedua, setiap anggota kelompok berinteraksi untuk menghasilkan keputusan yang digunakan kelompok. Pada jenis kelompok koaktif jumlah menentukan kinerja kelompok yang semakin besar, semakin banyak anggota semakin cepat tugas kelompok terselesaikan. Tapi bila sudah berinteraksi output akan berkurang. Karena terjadi kohesifitas.
       Kegiatan juga menentukan kinerja kelompok. Jika kelompok konvergen, maka lebih cepat terselesaikan jika anggotanya sedikit. Jika kelompok divergen diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar, "lebih banyak kepala lebih baik."(McDavid & Harari, 1974:320).



bersambung...
sumber: Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. - Psikologi komunikasi
 

Pedekatan pada studi Kelompok

           Terhadapat dua pendekatan dalam studi kelompok. Ada pendekatan teoritis dan pendekatan empiris. Pendekatan empiris didapatkan dari sejumlah studi lapangan, eksperimental, dan simulasi.

Sedangkan pendekatan teoritis didapatkan dan telah mendapatkan teori sintalitas dan teori produktivitas kelompok.
Tapi ternyata kedua pendekatan tersebut dapat digabungkan, misalnya menggunakan teori produktivitas pada studi kasus (studi lapangan), atau contoh yang lain membuktikan sintalitas kelompok pada sebuah eksperimen yang telah di kondisikan seperti simulasi dan lain sebagainya.

Teori Produktivitas (prestasi)

teori ini berdasarkan pada 3 komponen yaitu:
1. Orientasi penguat > teori-teori belajar, model, belajar menerima

2. Orientasi lapangan > berisi tentang teori-teori interaksi, saling melengkapi dan ketersediaan,

3. Orientasi kognitif > tentang teori-teori harapan, tujuan, yang tetap membuat kelompok bertahan dan ada.

         Ketiga komponen itu berkesinambungan menjaga dan memepertahankan eksistensi kelompok juga memberikan kelompok motivasi untuk melakukan prestasi. Sehingga kelompok tersebut produktif.
         Bila di bandingkan dengan teori Cattell, teori Stogdill terlihat ideal. namun bukan berarti tanpa kelemahan. Kelebihanya, kohesifitasnya sangat sedikit karena lebih banyak melakukan tugas secara formal. Menggolongkan kelompok seperti ini kedalam kelompok sekunder. Dari segi kelemahan, otoritas yang menuntut tanggung jawab membuat interaksi kelompok tidak terlalu dekat.


sumber: Klara Innata Arishanti, S.Psi - Handout Psikologi Kelompok

Teori Sintalitas dalam kelompok

         Teori ini berpendapat bahwa untuk mendapat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur dan diklasifikasikan dengan
tepat dan cermat.
     

          Sintalitas kelompok merupakan salah satu ciri kepribadian kelompok yang terlihat juga mempegaruhi anggota-anggotanya. Kelompok mempengaruhi lingkungan atau kelompok yang dipengaruhi laingkungan menentukan tujuan dan eksistensi dari kelompok tersebut juga terjadi overlapping. Bahasa gampangnya dalam satu kelompok anggotanya dapat menjadi anggota dari kelompok lainnya juga.


         Selain itu hubungan antar anggota kelompok, perilaku kelompok, dan pola organisasi kelompok juga saling mempengaruhi.


sumber: 
RAHAYU GININTASASI - KEPEMIMPINAN
Klara Innata Arishanti, S.Psi - Handout Psikologi Kelompok